| Home | Contact Us | Homepage |A Bout Me |

Custom Search

Rabu, 04 Juni 2008

Ketika digoncang badai

Kisah rasul 27:14-26

Keceriaan dan ketakutan dalam perjalanan hidup manusia. Adakalanya perjalanan hidup kita begitu cerah,menyenangkan,penuh harapan dan keberhasilan,tetapi ada kalanya juga melewati masa – masa sukar. Bagaimana menghadapinya??

Ketika kapal itu digoncang badai dan segala usaha mereka sepertinya tak membuahkan hasil mereka memutuskan untuk berhenti, menurunkan layar dan membiarkan untuk sementara kapal itu terapung – apung saja.

Suatu saat mungkin persoalan yang kita hadapi begitu pelik, membuat kita tak tahu harus apa. Disaat demikian berdiam dirilah di hadapan Tuhan, biarkan dulu persoalan yg melanda itu, ambilah waktu teduh untuk berdoa. Tuhan mengingatkan bahwa, “dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekutanmu”. (Yesaya 30:15). Berdiam diri, tenang dan percaya bukan berarti kalah, tetapi justru saat mengisi hidup dengan kekuatan baru yaitu kekuatan yang dari Tuhan.

Bagaimana jika kita telah berdoa, namun badi juga belum reda? Paulus dan penumpang kapal untuk beberapa saat juga masih harus menghadapi situasi yang mencekam, tetapi Paulus menasihatkan : “percayalah akan pertolongan Tuhan!” Biarlah itu juga akan menjadi keyakinan anda ketika harus berjuang ditengah gelombang kehidupan yg dahsyat.



NB : DOA MENGUBAH KEPANIKAN
MENJADI KETENANGAN, KETAKUTAN MENJADI KERANIAN

Selasa, 29 April 2008


Punya tekat seperti baja

Kolose 3:5


Ketika kita pertama kali menerima kristus dalam hidup ini, dalam hati kita bertekad bahwa kita akan selamanya mengikut Dia apapun keadaan yang kita hadapi. Tetapi pengalaman memebuktikan bahwa teori tidak sama dengan prakteknya. Bamyak anak-anak Tuhan yang memulai hidup kekristenannya dengan semangat yang tinggi, tetapi bila tantangan dan penderitaan mulai menghadang hidupnya, semangatnya pun lemah dan yang menyedihkan tidak sedikit yang kembali kepada hidup mereka yang lama.

Tentu timbul pertanyaan mengap hal ini bisa terjadi?? Ada beberapa sebab, antar lain bagaimana kita mulai hidup kerohanian kita memulai hidup kerohanian kita, apakah kita mengikut Yesus hanya sekedar saja agar tidak dikatakan kita tidak berTuhan, atau kita memang sudah bertekad sungguh-sungguh. Hal ini seperti perumpamaan yang dikatakan Tuhan Yesus mengenai 2 dasar orang membangun rumah. Rumah itu dibangun atas dasar pasir atau di atas dasar batu (Mat 7:24-27).:d Demikian juga untuk menjadi kuat di dalam Tuhan, perlu kita tempa terlebih dahulu. Sperti halnya orang membuat pisau, perlu dicari besi yang baik agar pisaunya baik. Kemudian besi itu di tempa, diasah dan jadilah pisau yang baik dan tajam.

Memang tidak gampang untuk melupakan indahnya dunia ini, tidak mudah melupakan manisnya dosa yang dahulu pernah kita perbuat. Karena itu dibutuhkan tekad seperti baja supaya kita dapat menghadapi godaan dan rayuan yang menghadang kita.

Marilah kita dengan sungguh memperhatikan nasihat Tuhan Tesus “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oloeh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supya hari Tuhan jangan dengan tibe-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat”. (Lukas 21:34).:d Jelas kita perlu mengenal dan menghayati firman Tuhan, tidak hanys tahu.

NB:“mari kita bangun rumah rohani kita atas dasar batu karang YESUS, bukan diatas dasar pasir”:y:y

Selasa, 15 April 2008

Berharap kepada Tuhan saja

Berharap kepada Tuhan saja


Mazmur 18:33
Banyak orang menghabiskan akhir pekanya dengan bepergian keluar kota . mereka pergi kedaerah pegunungan, tempat wisata untuk sekedar melepas kepenatan. Mereka ingin menikmati ketenangan, setelah 6 hari lamanya harus bekerja keras dab tidak sedikit di antar mereka yang mengalami strees dan kacau..

Ada kabar baik hari ini buat kita semua. Tuhan memberikan satu kunci agar hidup bisa tenang yaitu hidup berharap penuh kepada-Nya saja. Bila kita menaruh harapan kita penuh kepada Tuhan setiap hari, niscaya ketenangan akan kita peroleh. Mengisi hari demi hari dengan bersandar kepada Tuhan, maka tidak akan ada lagi rasa was-was dalam hidup ini. Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita dalam keadaan apapun. Inilah firmanNya “Dia tidak akan membiarkan engkau, dan tidak akan meninggalkan engkau, janganlah takut dan patah hati.” (Ul 31:8). Janji Tuhan yang “Ya” dan “Amin” inilah yang akan meneguhkan kita. Jadi tidak ada alas an bagi kita untuk menjalani hidup ini penuh dengan kekuatiran dan kecemasan setiap hari.

Menjalani hidup ini dengan berharap kepada Tuhan berarti kita harus bergantung sepenuhnya kepada segala kemurahanNya dan berkatNya. Ini juga berarti kita belajar untuk mempercayai Allah sebagai Bapa yang selalu memelihara anak-anakNya. Hal ini mendorong kita untuk mencari wajahNya setiap waktu. Di situlah kita temukan keteduhan dan ketenangan hidup seperti Daud yang mengerti benar kepada siapa dia harus bersandar, sehingga dari mulut Daud selalu keluar ucapan syukur,katanya, ”kasih setiaMu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepadaMu.”(Maz 33:22)

Sikap hidup yang demikian patut kita teladani dan kita praktekkan secara nyata. Percayalah, dengan berharap penuh tidak akan ada kata “frustasi” dan “tidak tenang” dalam kamus hidup kita


Nb:ketenangan hidup hanya akan kita
dapatkan di dalam Dia